
Sejarah sepeda sebagai berikut :
Pada awalnya, sepeda ontel digunakan oleh para pejabat Belanda dan kalangan atas sebagai sarana transportasi pribadi. Namun, seiring berjalannya waktu, sepeda ontel menjadi semakin populer di kalangan masyarakat umum Indonesia.
Desain sepeda ontel pada umumnya memiliki rangka yang kuat, ban yang tebal, serta lampu-lampu yang berukuran besar. Meskipun terkesan kuno, sepeda ini mampu menjelajahi berbagai medan, termasuk jalan-jalan yang belum diaspal di pedesaan.
Pada masa penjajahan, sepeda ontel menjadi simbol perlawanan dan keberanian masyarakat Indonesia. Beberapa tokoh pejuang kemerdekaan seperti Bung Tomo bahkan terkenal menggunakan sepeda ontel sebagai sarana transportasi mereka.
Seiring perkembangan zaman, popularitas sepeda ontel mulai meredup dengan munculnya sepeda modern yang lebih ringan dan canggih. Meski demikian, sepeda ontel tetap menjadi ikon sejarah transportasi di Indonesia dan masih digunakan oleh beberapa orang sebagai bentuk nostalgia atau hobi.
Sepeda Onthel (Bahasa Inggris: roadster bicycle) atau juga disebut sebagai sepeda unta, pit kebo (sepeda kerbau), atau pit pancal adalah sebuah tipe sepeda standar dengan ban ukuran 28 inchi yang biasa digunakan oleh masyarakat perkotaan sampai akhir tahun 1970-an.
Selain itu, sepeda onthel memiliki beberapa fungsi sosial, di antaranya yaitu mampu memperluas hubungan interaksi antar masyarakat.
menjadi sarana peningkatan ekonomi, sebagai simbol status sosial, memberi ruang kebebasan bagi perempuan, hingga akhirnya menjadi alat transportasi yang tersisihkan.